Cerpen Harapan


Harapan Menjadi Kenyataan..

Pagi yang cerah dengan suara burung yang berkicau. Sinar matahari yang menghangatkan tubuh. Aku terbangun dengan senyum menawan. Pagi hari ini seperti biasa aku berangkat ke sekolah. Di sekolah terasa sangat sepi, hanya ada beberapa murid yang berangkat ke sekolah. Sesampainya di kelas aku melihatnya. Ya melihatnya walau hanya dari jauh. Seseorang yang membuat jantungku berdegup kencang seperti lari marathon. Dari jauh aku dapat melihatnya tersenyum, senyuman yang menghangatkan hatiku ini. Seandainya aku bisa membuatnya tersenyum dan tertawa seperti yang dilakukan teman-teman yang lain tapi itu hanya sekedar angan-angan yang tak akan terwujud. Aku berharap dapat membuatnya tersenyum.
Keesokkan harinya aku melihatnya sedih, melihatnya seperti itu membuat hatiku sakit. Seandainya aku dapat membuatnya tertawa kembali. Saat aku akan ke perpustakaan aku sempat bertemu dengannya. Dan dia hanya melewatiku saja tanpa menyapaku, aku memakluminya karena aku dan dia memang tidak dekat. Toh, mana mungkin dia mengenalku, aku hanya seorang gadis dengan wajah yang tak begitu cantik, aku tidak begitu terkenal di kalangan murid-murid lain. Aku hanya seorang gadis biasa tak ada keistimewaannya dariku. Ketika dia mulai menjauh aku menengok ke belakang melihatnya berjalan menjauh dariku sebenarnya hatiku sakit melihat itu. Tapi untuk apa aku berharap dia untuk mengenalku. Aku kembali melanjutkan perjalananku ke tujuan awalku, perpustakaan. Akhir-akhir ini sifatnya berubah menjadi dingin dia tak lagi tersenyum walau teman-temannya berusaha untuk membuatnya tertawa. Dan aku tak tahu apa yang membuatnya berubah. Aku berharap dia tak berubah. Aku ingin mengubahnya menjadi dia yang dulu.
Suatu hari aku melihatnya menangis. Melihat itu membuat hatiku serasa ditusuk ribuan jarum. Sakit sekali aku ingin menjadi orang yang menghapus air matanya, membuatnya tertawa lagi tapi itu sulit karena dia tak mengenalku dan mungkin aku tak diharapkannya. Sesaat kemudian aku melihat seorang gadis mendatanginya. Gadis itu berlutut di hadapannya dan menghapuskan air matanya dan dia tersenyum apa yang dilakukan gadis itu dan memeluk gadis itu. Melihat itu hatiku serasa sakit dan jiwa ragaku serasa akan mati. Seandainya gadis itu aku tapi itu tidak mungkin. Aku berbalik arah dan berjalan menjauhinya.

Cairan putih dan bening ini membasahi pipi dan aku tak dapat menghentikannya. Aku mulai menangis dan terisak. Aku melampiaskan dengan berlari ketika sampai di jalan raya aku berlari dan tidak melihat jalanan yang ramai. Tiba-tiba datang sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, mobil itu menghantamku dan membuatku melayang dan jatuh jauh dari mobil itu. Aku mencium bau amis dan aku yakin itu bau darahku. Aku melihatnya dia ada disini dengan muka panik. Dan aku hanya bisa tersenyum dan tiba-tiba Suasana menjadi gelap. Aku tak dapat melihat apa-apa. Aku mencium bau obat-obatan dan suara mesin detak jantung. Dan aku melihatnya duduk di samping tempat tidur dengan posisi tangannya menggenggam tanganku dan aku melihatnya tertidur dengan nyaman. Aku ingin membelai rambutnya tapi aku urungkan niatku.
Sesaat kemudian dia terbangun dan aku melihatnya tersenyum. Dia menanyakan keadaanku dan ku jawab aku sudah merasa baikan walau masih terasa nyeri di bagian pinggangku. Aku melihatnya tersenyum senyuman yang aku nantikan hanya untukku. Aku berharap ini hanya mimpi dan aku berharap aku tak terbangun lagi tapi ini nyata aku tidak bermimpi. Akhirnya harapanku tercapai. Aku bertanya kepadanya kenapa dia bisa ada di sini dia menjawab bahwa dia melihatku berlari dan dia berlari mengikutiku sampai kejadian itu. Aku bersyukur karena dia peduli denganku walau sebatas teman. Tapi aku bersyukur setidaknya aku masih bisa melihatnya tersenyum dari dekat. Dan setelah kejadian itu kami berteman baik. Semoga saja dari pertemanan ini kami bisa berjalan dengan baik.


Comments

Popular Posts